PENGEMBANGAN KURIKULUM : TEORI POSISI
(Oleh : Prof. Dr. Sukirno, M.Pd.)
Definisi Kurikulum
Kurikulum mempunyai pengertian yang cukup kompleks, dan sudah banyak didefinisikan oleh para pakar kurikulum. Esensinya, kurikulum membicarakan tentang proses penyelenggaraan pendidikan sekolah, berupa acuan atau norma-norma yang dapat digunakan menjadi pengangan. Secara umum struktur kurikulum mempunyai empat komponen, yaitu tujuan, organisasi isi, proses belajar-mengajar, dan evaluasi.
Dalam arti sempit kurikulum ditafsirkan sebagai materi pelajaran, sedangkan pengertian yang luas ditafsirkan sebagai segala upaya yang dilakukan di bawah naungan sekolah. Spektrum di antara kedua kutub itu menafsirkan kurikulum sebagai perencanaan interaksi antara pelajar dan guru-guru untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian ini pada dasarnya merujuk pada perencanaan kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan sekolah.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989, definisi kurikulum adalah “seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar” (UUSPN, BAB I, Pasal 1, ayat 9).
Definisi di atas menggambarkan dua dari empat komponen kurikulum. Kedua komponen itu adalah organisasi isi dan pelaksanaan pembelajaran. Organisasi tercermin dalam frasa “seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran”. Frasa seperangkat rencana dan peraturan juga menyimpan arti tentang penentuan tujuan dan evaluasi. Kata seperangkat mencirikan bahwa kurikulum dalam bentuk alat (tool), dan alat ini bisa dalam bentuk benda (hardware) tetapi bisa juga konsep (software). Gagnè (1968) mendiskusikan kedua pengertian ini dengan pertanyaan technology — hard ware or techniques? (dalam Eisner & Vallance, 1974: 51). Tetapi kata berikutnya rencana dan peraturan menegaskan bahwa alat itu memberikan tekanan pada konsep-konsep. Ungkapan perangkat rencana dan peraturan itu jika dituliskan dalam bentuk dokumen, dapat dipahami sebagai kurikulum dalam dimensi rencana tertulis (Hasan, 1988: 31-32).
Kurikulum sebagai rencana tertulis ini diwarnai oleh “kurikulum sebagai teknologi” (Eisner & Vallance, 1974: 49), konsepsi ini di bawah naungan Teknologi Pendidikan. Oleh karena itu, rencana, ide-ide, atau gagasan-gagasan yang akan dituliskan ke dalam suatu dokumen seyogianya berpegang pada acuan teknis kurikulum sebagai rencana. Dengan demikian kurikulum lebih mudah dan efektif untuk dikomunikasikan ke berbagai pihak, pimpinan sekolah, pengawas, pelaksana dan staf pendukung lainnya. Konsepsi ini merupakan esensi dari suatu teknologi, membantu untuk memudahkan dan mengefektifkan pencapaian tujuan kegiatan manusia. Dalam hal ini tujuan itu adalah mengorganisasikan isi dan bahan pelajaran.
Untuk mengorganisasikan isi dan bahan pelajaran suatu kurikulum tidak terlepas dari pendekatan-pendekatan yang diyakini, dan itu berkaitan dengan penggunaannya pada jenis pendidikan apa dan pada tingkat mana. Definisi kurikulum di atas berlaku umum dari pendidikan prasekolah sampai ke Pendidikan Tinggi. Begitu juga pendekatan-pendekatan yang dikembangkan dalam suatu teori, misalnya, untuk pendidikan teknik dan kejuruan pengembangan materi pelajaran mengacu pada pendekatan Competency Based Education (CBE) atau untuk pendidikan MIPA pengembangan materi lebih mengacu pada pengembangan kognitif. Hal ini juga berlaku untuk setiap bahan pelajaran, termasuk materi pelajaran PBM di lingkungan Unimed.
Miller & Seller (1985) mengemukakan bahwa suatu kurikulum tetap berada di salah-satu dari tiga posisi, yaitu posisi transmisi (transmission), transaksi (transaction), transformasi (transformation). Ketiga posisi ini mempunyai ciri-ciri tersendiri, sesuai dengan alur paradigmanya.
1. Posisi transmisi
Posisi transmisi berorientasi pada paradigma atomistik, yang berakar pada logika positivisme, dan teori behavioral psychology. Dalam posisi ini pendidikan berfungsi untuk memindahkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai. Secara khusus, transmisi berorientasi pada penguasaan (mastery) subjek-subjek sekolah melalui metode pengajaran tradisional seperti mempelajari buku pelajaran khusus, memahirkan keterampilan dasar, dan nilai-nilai budaya dan lebih dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Perilaku manusia dipandang secara mekanistik, keterampilan-keterampilan pelajar dikembangkan melalui strategi pembelajaran khusus (orientasi belajar berdasarkan kompetensi), yang mengutamakan cara-cara penyampaikan keterampilan-keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai yang jelas pada pelajar. Hasil belajar harus ditunjukkan dalam bentuk perilaku atau unjuk kerja. Dengan demikian tujuan kurikulum dan pengajaran dirumuskan untuk batas kemampuan minimal yang harus dikuasai atau dicapai oleh subjek didik. Rumusan tujuan itu harus dalam bentuk unjuk kerja yang terukur dan teramati.
Posisi transmisi dalam pelaksanaan pendidikan saat ini tercermin dalam tiga orientasi khusus yaitu penguasaan materi (bahan ajar), berdasarkan kompetensi, dan transformasi budaya. Posisi ini berpusat pada orientasi subjek dan memberikan tekanan pada penguasaan pelajar atas isi subjek.Kondisi ini, mencerminkan bahwa penguasaan bahan ajar, belajar tuntas, pendidikan berdasarkan kompetensi, merupakan ciri utama dalam posisi transmisi. Fokus pembahasan orientasi ini mengacu pada pemilahan subjek ke dalam satuan-satuan kecil, sehingga pelajar dapat menguasai keterampilan-keterampilan dan isi khusus. Dengan demikian, dalam konteks pendidikan kurikulum dipilah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menggambarkan paradigma atomistik.
Tujuan
Ciri utama tujuan dalam posisi transmisi mengarah pada :
1. Penyiapan peran peserta didik di masyarakat.
2. Pencapaian tujuan dilakukan dengan memberikan tekanan pada kemampuan-kemampuan dasar dan keterampilan berhitung dan menggabungkannya dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat umum.
3. Lulusan harus kompeten dalam keterampilan dasar dan dipersiapkan untuk menegakkan nilai-nilai dan tradisi-tradisi yang menjadi pusat perhatian masyarakat.
Pemilihan Isi
Secara umum penentuan isi dalam posisi transmisi memperhatikan butir-butir berikut:
1. Isi harus dimasukkan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, menjadi komponen-komponen yang dapat ditata.
2. Kurikulum harus mempunyai isi yang berpusat pada materi-materi (bahan ajar) utama atau inti di dalam wilayah kajian tertentu.
3. Isi harus dapat diorganisasikan berdasarkan alur pikir logis.
Pemilihan Model Mengajar
Kriteria pemilihan model mengajar dalam posisi transmisi mencakup.
1. Model mengajar harus memuat komponen pengetahuan yang jelas, tujuan-tujuan yang ringkas.
2. Model harus disusun agar guru mampu menyediakan arah khusus dalam mempelajari isi dan keterampilan.
3. Model harus bergerak maju untuk menilai tujuan-tujuan instruksional.
Pengorganisasian Bahan Ajar
Ruang lingkup
Ruang lingkup pengorganisasi bahan ajar dalam posisi transmisi berkisar pada materi pelajaran, disiplin ilmu, atau lapangan pengetahuan yang lebih luas. Permasalahan utama dalam pengorganisasian bahan ajar dan disiplin ilmu ini adalah pemilahan atau pemenggalan-pemenggalan materi pelajaran di kelas. Salah satu upaya untuk merespon permaslahan ini dengan merencanakan suatu lapangan yang cukup luas, dengan menggabungkan sejumlah materi pelajaran ke dalam suatu wilayah kajian yang cukup luas.
Urut-urutan
Secara umum, dalam silabus transmisi urut-urutan materi pelajaran di tata dalam hierarkhi yang tetap, sering bergerak dari yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Tipe ini sering digunakan untuk mengorganisasi prinsip-prinsip dalam MIPA. Dalam kajian sosial, sejarah misalnya, selalu mengurutkannya dari waktu lampau ke waktu dan kondisi sekarang.
Selasa, 30 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pak, mohon postingkan posisi Transaksi dan Transformasi pada kurikulum.
BalasHapusSesegera postingkan ya Pak. Sebelumnya makasih Pak.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCasino Site | Welcome Bonus
BalasHapusCasino Site 온카지노 in 카지노 Canada. Casino.org. 메리트 카지노 쿠폰 Rating. Games. No Limit, no deposit needed. Instant play, real cash games, Bonus - 125 Free Spins. Rating: 4.2 · Review by ChoicesCasino.com